bismillAhirrohmAnirrohIm...
ingin berkenalan dgn jenis2 manusia 'buku' ? silakan baca ye... ;=p
- Biblioholisme adalah mereka yg mempunyai hasrat untuk membeli, membaca, menyimpan, dan mengagumi buku yang dicenderungi secara berlebihan. Pelakunya disebut Biblioholik. Singkatnya, kecanduan buku, ketagihan buku. cam gitu lah dan ini berkonotasi negatif. Jadi bukan sekadar kutu buku nih, tapi perkara-perkara dibawah ini benar2 berlaku dan sulit dipercaya. Istilah-istilah di bawah ini dikutip dari buku “Elegi Gutenberg” oleh Putut Wijanarko yang menukil dari buku “Biblioholism, The Literary Addiction” by Tom Raabe.
Bibliomania (gila buku) membeli buku hanya untuk disimpan saja. Contoh dari kes ini adalah Boulard, ahli hukum asal Prancis yang hidup pada abad ke-18. Begitu bernafsu membeli buku-buku, hingga rumahnya tak cukup untuk menyimpan buku2 tersebut. Dia sampai membeli 6 rumah lagi untuk menampung koleksi bukunya (luarr biasaaa…!!). Ketika meninggal Boulard memiliki 600 ribu hingga 800 ribu jilid buku yang baru habis diloakkan setelah lima tahun !!! Problem kegilaannya adalah Boulard tidak membaca buku2 tersebut.
Sedangkan bibliofil (cinta buku) membeli banyak buku dan berharap dapat menguras/mengeluarkan/mendapatkan isi dan kebijakan dari buku-buku tersebut. Lebih waras dari kes diatas, bukan? Richard Heber, asal Inggris dan hidup di abad ke-19 mempunyai koleksi hingga 300 ribu buku yang ditempatkan di delapan rumah miliknya !! Dua berada di London, sedangkan 6 lainnya di Inggris dan Eropah. Heber selalu membaca sampai akhir hayatnya.
Bibliotaph, pengubur buku.penderita gangguan ini terobsesi untuk menaruh buku seaman-amannya sehingga meminta mengubur buku2 koleksinya. Percaya bahwa masa depan manusia akan selamat jika buku karyanya selamat dari persekongkolan penguasa dunia saat itu. John Stewart meminta pembacanya menyimpan bukunya dengan cara sebagai berikut: “Tempatkan dalam kotak anti lembab, kuburkan sedalam tiga meter, dan rahasiakan tempatnya kecuali kepada orang kepercayaanmu”. Seorang bibliotaph lain meminta dikuburkan dengan buku2nya, dengan peti mati terbuat dari kayu bekas rak bukunya.
Bibliocast, sang penghancur buku. Jika seseorang meminjam buku dari teman atau perpustakaan dan membaca/melihat halaman menarik, sanagt tak tahannya untuk memilikinya hingga mengoyaknya, maka dia sudah jadi bibliocast. Ternyata ada juga artis yang punya gangguan sebegini. Mary Shelley, penulis Frankenstein, sering mengoyak halaman kosong di awal atau di akhir buku dan kemudian membuat kapal kertas darinya. Dan, Charles Darwin membelah buku tebal menjadi dua agar mudah dibawa kemana-mana.
Bibliophagi, lagi kacau abis nih. Si pemakan buku dalam erti makan yang sesungguhnya. Sebagian orang pernah melakukannya dengan membakar buku pelajaran, abunya dicampur air, kemudian diminum. Tujuannya supaya ilmu yang tertulis dalam buku tersebut bisa dimengerti dan melekat di otak, terus berharap lulus ujian. Contoh lain: takut dihukum pancung, seorang penulis asal Skandinavia berpura-pura gila dengan memakan bukunya setelah direbus dalam air daging (HEH..?). Lebih teruk lagi, Isaac Volmer memakan bukunya tanpa dimasak sebelumnya. Atau, Theodore Rinking, hidup di abad 17, menerima tawaran memakan buku kontroversialnya, sempat memesan sos khusus untuk itu, demi bebas dari penjara.
Biblionarcissist, terinspirasi dari legenda Narcissus yang mati karena jatuh cinta pada ketampanannya hingga tak makan dan minum. Biblionarcissist gemar mengoleksi buku, menempatkan bukunya di almari khusus dan megah untuk dipamer, dan mengagumi diri sendiri. riya’. -
nah...kita di mana ye? he.
p/s : telah sy petik (dgn ijin)/n sy olah bahasa dr blog ini
1 comment:
hahaha...
adeh
nasib baik ein normal
bibliofil
kak...nk copy paste ke blog ein ek
Post a Comment